Rabu, 13 Mei 2015

Apa Enaknya Mendaki Gunung??

 Apa Enaknya Mendaki Gunung??





Untuk sebuah pendakian memang dibutuhkan persiapan yang banyak, mulai dari perlengkapan mendaki, fisik, mental, logistik dan lain-lain...itu sebagian yang harus ada dalam sebuah pendakian. Tentu dengan biaya yang tidak murah, tapi yang pasti ada satu hal yang tak bisa didapatkan dari kegiatan lain, apa bedanya dengan mendaki gunung? apa enaknya? 



Kata Beberapa Filsuf Pendakian :

Berjalanlah, maka akan kau temukan dirimu sendiri... 
 
Mengepak barang, mengangkat tas di punggung yang  beratnya kadang melebihi masa badan, meninggalkan kenyamanan dan orang-orang terdekat di belakang  memang memberimu pengalaman yang tidak tergantikan. 

Perjalanan memberimu waktu untuk banyak berbincang  dengan diri sendiri. Hal itu bisa jadi waktu refleksi paling mewah dari semua momen yang pernah kamu miliki selama ini.

Dari perjalanan akan kamu temukan kesukaan kesukaan baru, yang bahkan dirimu sendiri belum tahu. Perjalanan menyadarkanmu bahwa kebahagiaan kecil karena bertemu sumber air di trek pendakian yang menyiksa bisa membuat tertawa lebih lepas. Puncak yang bisa menyadarkanmu bahwa semesta itu agung dan penciptanya maha besar, dan akan kau dapati saat suara binatang malam, rintik hujan akan terdengar syahdu saat beristirahat di dalam tenda, bintang yang serasa lebih dekat, dan tanpa sadar saat itu keheningan adalah salah satu hal yang dapat membuatmu merefleksikan diri bahkan membuatmu menangis..dalam keheningan akan terbesit suatu kesadaran...dimana keheningan itu akan sulit ditemui dari bisingnya kota...



Lalu Mendaki Gunung itu Apa Enaknya??? 

Banyak orang bertanya, “ Apa sih enaknya mendaki  gunung? “Kan capek, harus jalan jauh ” 

Kegiatan yang satu ini memang penuh seni dan hanya bisa dipahami oleh mereka yang sudah pernah  mendaki. Bayangkan, kamu mesti bersusah payah membawa keril, carrier (Tas Gunung) yang berat serta berjalan jauh melewati medan yang seringkali membahayakan. Tak jarang pula kita dengar kisah pendaki yang tewas di jalur pendakian. 


 
Meski berat dan melelahkan, anehnya para pendaki tak pernah kehilangan semangat untuk terus berjalan.  Gunung yang tinggi tetap dihadapi, jalan yang berliku terus saja dicumbui. Sekali pernah naik gunung, kamu tak akan pernah bisa berhenti. Ada rasa meski tak banyak bisa dimengerti, inilah alasan yang membuat kami, para pendaki selalu mengangkat keril demi mendaki kembali…

1. Mendaki gunung adalah perjalanan hati
 
perjalanan  untuk menaklukkan dirimu sendiri, Jika banyak pendaki yang berkata bahwa sebuah pendakian adalah perjalanan menaklukkan diri sendiri, sepertinya ungkapan itu memang benar adanya. Naik gunung dan mendaki sampai ke puncaknya adalah petualangan mendobrak zona nyaman. Dibandingkan dengan suasana rumah, gunung memang gak nyaman: udara yang dinginnya kadang menusuk tulang, sering gak ada air, makan juga ala kadarnya. Mendaki gunung gak bisa asal jalan; butuh kondisi fisik yang baik, persiapan matang, serta niat dan mental yang tegar. Kalau semua itu nggak terpenuhi, kemungkinan
besar kamu akan gagal di tengah jalan. Hanya dengan mengalahkan egomu sendiri, barulah kamu layak menggapai puncak.



2. Saat tak ada yang bisa diandalkan
Kamu akan belajar memaksimalkan seluruh kemampuan, Naik gunung berarti berhadapan dengan alam bebas dan meninggalkan peradaban jauh di belakangmu. Gak ada kerjaan kuliah atau kantor yang kamu bawa, pun juga dirimu bisa rehat sejenak dari jeratan social media. Bersyukurlah di atas gunung gak ada listrik dan wifi gratis, sehingga kamu bisa merasakan pengalaman menjadi manusia seutuhnya. Jadi manusia seutuhnya itu berarti seluruh inderamu bekerja penuh. Kamu jadi bisa menikmati segala hal yang ada di depanmu, merekam semuanya dalam benakmu tanpa hasrat untuk berpaling ke dunia maya. Kamu juga berjuang dengan tenagamu sendiri, menggunakan tangan dan kakimu untuk mencapai titik
yang lebih tinggi. 



3.Kegiatan ini memang melelahkan
Tapi dari sebuah pendakian kamu akan lebih menghargai hal-hal sederhana yang sering terlupakan. Ya, naik gunung bisa membuatmu mensyukuri banyak hal remeh yang biasanya luput dari perhatian kita. hal-hal remeh yang kadang menentukan hidup mati kita di atas gunung. Air, misalnya. Ketika persediaan air sudah menipis, ketemu sumber air di atas gunung tuh rasanya udah kayak ketemu jodoh. Kita juga jadi mensyukuri makanan yang kita masak meski ternyata gak terlalu matang. Secangkir kopi hangat juga terasa semakin nikmat. Bahkan, mensyukuri cuaca yang cerah ketika mendaki di musim hujan pun acap kita lakukan. Semua hal itu pasti luput kita syukuri jika kita berada di tempat yang nyaman. 



4. Semangat
" Sebentar lagi sampai Cuma 2 tanjakan lagi, kok! Ayo Semangat ” 

Solidaritas antara sesama pendaki juga bisa jadi alasan kenapa kamu ketagihan melakukan pendakian. Seorang pendaki gak akan segan membagi perbekalannya bagi mereka yang membutuhkan, sekalipun yang ia miliki juga terbatas. Ia juga gak ragu untuk berteriak menyemangati pendaki lain agar mereka gak menyerah dan bisa merasakan nikmatnya menjejak puncak sama-sama. 



5. Tiap pendaki adalah saudara seperjuangan
 
Nggak peduli mereka saling mengenal atau tidak. Mereka paham, bahwa apa yang mereka bagi kepada sesama pendaki bisa menimbulkan semangat bahkan menyelamatkan jiwa. Gunung memang punya kharisma yang magis untuk menyatukan orang-orang yang sama-sama menjamahinya. Kenapa kamu selalu kembali? Karena gunung yang sama pun bisa menawarkan sisi baru dalam setiap pendakian yang dilakoni mungkin kamu merasa heran jika temanmu yang seorang pendaki mendaki gunung yang sama berulang kali. Well, yang didaki mungkin memang gunung yang sama. Tapi, selalu ada pengalaman yang berbeda setiap kali kita menjamahi puncaknya. Variabelnya pun beragam, bisa berupa jalur pendakian yang berbeda, kondisi cuaca, maupun interaksi kita dengan manusia- manusianya. Pengalaman unik inilah yang membuat gunung terus didaki. 






6.Alam Yang Megah
Di depan alam yang megah kamu otomatis merasa lemah. Dari mendaki kamu belajar bagaimana ilmu pasrah dan berserah. Tanpa disadari, manusia seringkali jumawa. Kita merasa bahwa diri kita adalah makhluk yang paling tinggi dan mulia sehingga merasa bisa berkuasa atas alam dan isinya. Nah, gunung adalah secuil surga istimewa yang gak cuma menyajikan panorama luar biasa, tetapi juga mengingatkan kita bahwa kita tak lebih dari setitik debu di hadapan semesta ciptaan-Nya. Dengan melihat dari perspektif yang lebih tinggi, kamu sadar bahwa dunia masih punya tempat luar biasa untuk dijelajahi Pemandangan dari puncak gunung sanggup menyihir siapa saja yang melihatnya. Langit dan bumi bertemu di batas cakrawala, menyajikan panorama yang membuat kita semua terkesima. Titik tertinggi yang kita pijak memberikan sudut pandang tak biasa, membuat kita mengerti bahwa masih ada tempat luar biasa lainnya yang layak untuk kita jamahi. Itulah mengapa pendaki tak pernah berhenti menyambangi puncak-puncak tertinggi. 



7.Dari pendakian kamu belajar jadi orang yang cermat
Sebab berhasilnya sebuah pendakian adalah saat kamu bisa pulang dengan selamat. Mendaki gunung memang membutuhkan kekuatan fisik dan nyali. Memanggul keril sambil berjaran berkilo-kilo meter, menempuh medan yang tak jarang curam dan berbahaya. Belum lagi ditambah kondisi cuaca yang kadang tak bisa diprediksi, membuat pendakian dianggap sebagai kegiatan orang-orang sinting yang nekat. Namun, mereka yang fisik dan nyalinya sudah ditempa berbagai jalur pendakian mengerti bahwa naik gunung bukan soal kenekatan untuk menaklukkan alam, melainkan bagaimana kembali pulang dengan selamat. 



8. Pendakian membuka matamu soal arti usaha 
Sekecil apapun langkahnya, semesta akan menghargai setiap upaya Kemegahan gunung-gunung yang menjulang sudah tampak dari kejauhan. Sebagai manusia, tak jarang nyalimu menciut dibuatnya: ‘Bisakah saya mencapai puncaknya?’ Puncak gunung akan selalu menjadi puncak yang tak tergapai jika kamu enggan untuk mulai melangkahkan kaki. Kamu sadar, bahwa setiap langkah kecil punya peran untuk mengantarkanmu menuju puncaknya. Setiap hal besar bisa kamu mulai dari sesuatu yang kecil. 



9. Sepulang mendaki kamu tak akan lagi jadi orang yang sama
Kegigihan berjuang, kerendahan hati, dan kehangatan pribadi akan selalu terbawa pulang
Sebagai manusia, kita pasti membutuhkan pencapaian untuk membuat hidupnya bermakna. Naik gunung bukanlah sekadar jalan-jalan biasa. Perasaan luar biasa yang gak bisa diungkapkan dengan kata-kata tumpah begitu saja saat kamu berhasil mencapai puncaknya. Ini bukanlah pencapaian yang bisa kamu dapatkan di tempat lain, melainkan sesuatu yang dibayar dengan langkah kaki, peluh, serta semangat yang selalu berkobar.



So, Ternyata kamu tidak butuh nongkrong di tempat fancy, gaul, demi merasa tercukupi... kadang di tengah keramaian pun kita pernah merasa sepi... Jika lewat hela kaki yang mantap dan penuh tekad (Mendaki Gunung) macam ini versi paling nyata dari diri sendiri bisa kau temui... why not?

Ayo Mendaki Gunung, Jangan Lupa Sampah dibawa turun :)  






0 komentar:

Posting Komentar

Thanks ya udah mampir baca... share, like, dan komen juga boleh :)