Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho
(Surga Tersembunyi Lawu)
Gunung lawu berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa
Timur, biasanya pendaki banyak yang melakukan pendakian lewat jalur Cemoro Sewu
( Magetan, Jawa Timur ) dan Cemoro Kandang ( Karanganyar, Jawa Tengah ). Jalur pendakian
gunung Lawu via Candi Cetho ini adalah jalur yang paling panjang dibandingkan
Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang. Lewat jalur Candi Cetho ini jarak yang ditempuh
sekitar 16 km, Cemoro Kandang sekitar 12 km dan Cemoro Sewu sekitar 8 km,
sebenarnya ada jalur yang lebih panjang lagi yaitu jalur Srambang
Jogorogo(Ngawi). Tapi walaupun punya jalur yang panjang, Jalur Candi Cetho ini
memiliki pemandangan yang sangat indah dan banyak kejutan yang akan diberikan,
makanya gue pengen nyoba ngetrek lewat jalur candi ceto ini, karena 2 jalur
sebelumnya yang gue sebutin, udah pernah gue coba.
So, ini sedikit cerita mengenai perjalanan gue dan
teman-teman saat melakukan pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho.
Tanggal 6 Juli 2015 pada saat bulan puasa, iya bulan
puasa, gak kebayang kan? gue dan teman-teman ( Rendra, Wisnu, Bastian ) nah
Rendra dan Bastian mungkin uda gak asing, karena udah ada di cerita pendakian
gue sebelum-sebelumnya, sementara si Wisnu? Dia siapa? Teuku Wisnu?BUKAN...!!!!!!
Gini nih ceritanya, kita tuh temenan pas awal kuliah dan pas semester 2 dia
pindah kampus, semenjak itu kita jarang ketemu, tapi gara-gara adanya Sosmed
kita bisa ketemu lagi, dan dia ikutan pendakian kali ini, dah gitu aja.
Balik lagi ke soal pendakian, Seperti biasanya kami
masih sangat awam jalur ini, kami berempat belum ada yang pernah lewat jalur
Cetho ini. Cuman kami udah ngumpulin info dari googling di internet tentang
jalur ini, nanya-nanya temen yang pernah kesana dan nyari peta. Hal seperti ini
sangat penting buat yang belum tau jalur pendakian, karena pasti kalian tau
sendiri, resiko mendaki gunung itu tersesat dll, So wajib hukumnya memanajemen
dan persiapan sebelum pendakian.
Hari Pertama ( 6 Juli 2014 )
Pada hari pertama ini kami berangkat dari Ngawi
sekitar Jam 6.00 pagi (Gue, Rendra, Bastian) dan janjian bertemu Wisnu yang
langsung menuju candi cetho dari Magetan. Perjalanan kami tempuh pake motor, Awalnya
jalan yang kita lalui biasa aja, tapi semua itu berubah ketika mulai jalan aspal yang menuju Candi Cetho,
jalannya maha nanjak, dan motor kami kesulitan buat nanjak, jadi terpaksa pas
tanjakan berkali-kali gue jalan kaki,huffftt. Setelah sampai di candi Cetho,
ketemu si Wisnu yang ternyata uda sampe duluan, kangen-kangen an sebentar karna
lama nggak ketemu ceritanya. Setelah itu kami parkir motor, dan packing persiapan
ngetrek, sarapan juga ding, maaf Ya Allah kami gak Puasa. Kan katanya Musafir,
kan jalan jauh, jadi gak papa ya,maaf....hehehe...
Tepat jam setengah 11 kami memulai pendakian. Sebelum
pendakian kami sempatkan foto-foto dulu di Candi Cetho...
Wisnu, Ariel Noah, Rendra, Bastian |
Setelah foto-foto, kamipun melanjutkan perjalanan.
Jadi jalur awal pendakian Via Cetho ini awal mulanya kita akan memasuki area candi
cetho, dan kemudian belok kiri menuju rute selanjutnya melewati Candi Kethek.
Lokasi candi ini tidak begitu jauh dari Candi Cetho. Butuh waktu sekitar 30
menit untuk sampai ke lokasi. Sebenarnya jalannya biasa aja dan gak bikin capek.
Nih penampakan dari Candi Kethek....
Candi Ketek |
Setelah selesai berfoto dan melihat-lihat Candi
Kethek, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke pos 1. Dari Candi Kethek
menuju pos 1 dibutuhkan waktu sekitar 45 - 1 jam menit. Dengan kondisi jalan
yang cukup menanjak dan banyak rerumputan, dan tumbuhan yang lebat setelah
sebelumnya melewati ladang penduduk. Setelah sampai pos 1, kami pun beristirahat
sekitar 10 menitan.
Setelah puas beristirahat, kami melanjutkan perjalanan
menuju ke pos 2. Waktu yang dibutuhkan ke pos 2 ini kurang lebih 1 jam. Karena
jaraknya cukup jauh, jalan yang mulai tertutup olah tumbuhan-tumbuhan, vegetasi
mulai rapat dan memasuki hutan yang lembab disertai jalan yang terus menanjak
benar-benar jadi ujian buat kami. Dan tanpa terasa kami sudah berjalan
selama 1 jam dan sampaipailah di pos 2. Di pos 2 ini ada satu pohon yang
diameternya cukup besar dan dilingkari dengan kain, ada dupa-dupa bertebaran
juga. Suasana di pos ini juga cukup mistis. Jadi, tidak disarankan camp di
tempat ini. Tanya kenapa? Kenapa emang?? Mbuh!!!
Di pos 2 istirahatnya nggak lama, suasananya mistis,
jadi ayo gas cah jalan lagi, kata gue.
Selanjutnya menuju Pos 3, Waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai pos 3 sekitar 2,5 jam. Medannya cukup berat dengan jalan yang cukup
menanjak dan banyak jalan yang hanya tanah dan harus melewati ranting-ranting
nyebelin yang gak nyaman bgt buat carrier yang tinggi, ada banyak pohon tumbang
yang harus kita lewatin juga. Hal itu membuat kami harus ekstra hati-hati,
karena di sisi sebelah kanan sudah masuk wilayah jurang. Untuk menuju ke pos 3
ini kami banyak beristirahat karena mendannya berat. Tumbuhan di daerah yang
kami lewati juga cukup lebat, karena jarang ada yang lewat jalur ini, jadi
bener-bener perhatikan tanda-tanda/tali pita yang di ikat dipohon sebagai
penunjuk jalan. Setelah berjalan cukup lama akhirnya kami sampai di pos 3. Saat
itu jam menunjukan sekitar jam 15.00 WIB. Akhirnya kita sepakat bikin kopi dan
ngisi perut dan istirahat agak lamaan, fisik dan tenaga mulai terkuras hebat
karena jalannya nanjak full, no Bonus.
Pos 3 |
Setelah puas beristirahat sekitar jam setengah 4 kami
berangkat menuju Pos 4. Perjalanan menuju ke pos 4 butuh waktu sekitar 1 jam 30
menitan. Jalan yang kami lalui juga cukup berat dan semakin menanjak. Hari
mulai sore, dan jam 17.00 kami sampai di pos 4. Semua mulai kepayahan, tapi
planing tetep camp di Pos 5 Bulak Peperangan. Bastian mulai kumat penyakit
manjanya disini, ngajakin bikin api-api.
Ah modus nih, seperti cerita pendakian-pendakian gue sama dia sebelumnya. Entah gaktau kenapa saat gelap akan datang dia slalu ogah jalan, hahaha...
Akhirnya kami nyuekin dia, dan sepakat terus jalan,
disini Bastian mulai tertinggal di belakang, jadi kami harus nunggu dia pas
lagi semangatnya jalan. Tak henti-hentinya gue, rendra, wisnu gantian motivasi
Bastian. Berkali-kali Juga kami harus istirahat karena nunggu Bastian yang jalannya
kayak keong,hahahaha.... Sabar sabar sabar. Hari Mulai gelap dan Bastian
ngomong :
“Cah, kalo ada tempat datar camp aja ya, buka tenda disitu”“Ayo Bas, nanggung bentar lagi Pos 5” Jawab gue
Setelah istirahat sebentar, kami pun melanjutan
perjalanan menuju ke Cemoro Kembar. Dikatakan kembar karena ada 2 pohon cemara
yang tumbuh dan membentuk kaya gerbang gitulah, dan konon katanya ini adalah
gerbang alam nyata dan gaib gunung Lawu, katanya lo ya.. Perjalanan menuju
Cemoro kembar membutuhkan waktu sekitar 30 menit, karena jaraknya memang tidak
terlalu jauh dari pos 4. Setelah sampai di Cemoro Kembar kami intirahat sesaat,
gue sama Rendra membuka peta dan kompas mencari lokasi kami. Dan ada momen
disaat menuju pos 5 ini ternyata Travel Pouch Con##na gue ketinggalan di bawah
pas istirahat sebelum Cemoro Kembar, shitttt... terpaksa turun lagi buat
ngambil, ditemenin Rendra. Untung masih ada,hufttt.
Setelah iyu eh inu eh itu ding kami harus naik lagi
nyusul temen-temen yang nunggu di atas, kami melanjutkan perjalanan menuju pos
5. Untuk sampai pos 5 dibutuhkan waktu sekitar 40 menit, karena jaraknya nggak begitu
jauh. Di awal perjalanan kita akan disuguhi dengan jalan menanjak yang cukup
berat dan langsung membuat stamina akan terkuras, setelah itu nglewatin sabana sebelum pos 5. Setelah berjalan dengan keadaan yang sudah mulai gelap akhirnya sampai juga di pos 5 ( pos Bulak Peperangan ). Di sini disuguhi
pemandangan sabana yang sangat menawan, saat itu kita bener-bener nemuin lokasi
Camp yang tepat, istimewa. Hari sudah sangat gelap, dan bintang-bintang di
langit bertebaran sangat indah, view bertabur bintang, dan hanya ada kami berempat.
Setelah mendirikan tenda, kami bertiga mulai
masak-masak, api-api minus Bastian yang udah molor duluan,hmmmm... Makan malam
dengan menu Sop ala cheef Rendra dengan segelas susu coklat panas, sungguh
menghangatkan suasana kami saat itu. Saat cuaca mulai semakin dingin, kami pun
bergegas masuk ke dome dan istirahat, bye.... mimpi indah.
Hari Kedua
Pagi pun datang, udara di luar benar-benar dingin,Brrrrrr... saat itu jam menunjukkan pukul 6. Padahal, semaleman gue dan Wisnu
benar-benar nggak bisa tidur di dalam dome, kira-kira suhu pas dini hari di pos 5 ini –3
derajat.
Tuh Camp Kita di Pos 5 |
Saatnya foto-foto pagi itu, dan kemudian bikin
sarapan. Setelah itu kami pun berencana melanjutkan perjalanan menuju Hargo
Dalem (Mbok Yem), Oh ya Bastian nggak ikut nerusin jalan, jadi Cuma gue,
Rendra, Wisnu yang lanjut, sementara Bastian katanya udah capek dan pengen di
tempat Camp aja.
Sebelumnya terjadi pembicaraan antara gue dan Bastian
:
“Bas, Ayo terus... Nggak rugi apa, dah nyampe sini nggak nerusin ke puncak??” kata gueBastian ngejawab, “aku nunggu sini aja… puncak bukan tujuan utama, aku nyari keheningan”Dalam hati gue “ Ahhhh…. Ngeles lu, 4 kali ke lawu 3 kali gagal ke puncak, karena lu kurang tekad bas “ hahahaha..
Yawda akhirnya gue, rendra dan wisnu yang meneruskan
perjalanan, minus bastian yang kita tinggal di Pos 5 sambil jagain tenda.
Jalanan setelah pos 5 ini cukup landai tapi
panjang dan jauh. Setelah beberapa
menit, kita bertiga tiba di tanjakan yang cukup curam, kita pun melewatinya. Setelah tanjakan itu kami dikejutkan dengan pemandangan
sabana lagi yang lebih luas dan istimewa, yang nggak akan
kalian dapatkan lewat jalur lawu lainnya.
Sabana setelah Pos 5 seakan tiada habis, luas dan view yang sangat indah sekali dipandang mata,
gue merasakan hal yang istimewa lewat jalur ini, ah cibi cibi cibi deh
pokoknya,hehehehe…
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......s....u |
Di sabana ini terdapat tapak menjangan, atau cerukan yang bisa jadi mata air kalo lagi musim penghujan, tapi sayang saat itu gue lewat jalur ini pas lagi musim kemarau, lanjut jalan lagi ketemu yang namanya sendang macan, gaktau dinamakan seperti itu, mungkin banyak macannya ea, tapi yang jelas masih banyak rusa berkeliaran di sabana ini, kalo kalian beruntung pasti bisa lihat rusa/menjangan yang berlari-lari.
Tapak Menjangan / gupakan Menjangan |
Setelah sendang macan kita akan melewati punggungan bukit, punggungan lagi, lagi dan lagi dan akhirnya tibalah di Pasar Dieng atau pasar setan nya gunung Lawu... tanjakan sebelum pasar dieng lumayan nguras tenaga juga, apalagi cuaca lagi panas-panasnya saat itu.
Pasar Setan (Dieng) |
Istirahat photo-photo bentar lalu kita melanjutkan perjalanan lagi, dari pasar Dieng ini kita akan tembus ke jalur utaranya Mbok yem atau tempat petilasan dan rumah botol, di deket mbok yem, sekitaran 1 setengah jam'an lah kita sampe di mbok yem dan kemudian ngisi perut, maaf kami nggak puasa ya Allah,hehehe…
Setelah beberapa jam tiduran di warung mbok yem dan sholat, kami melanjutkan ke puncak tertinggi Lawu. Dan setelah sampe puncak, tarrrraaaaaaaaaaaaaa view yang sangat istimewa dengan lautan awan yang sangat mengagumkan,tersuguh siang itu, angin di puncak sangat kencang sekali, membuat rambut gue melambai-lambai kayak iklan shampoo,hahaha… dan spesialnya lagi Cuma ada gue, Rendra, Wisnu di atas puncak saat itu, bebas deh teriak-teriak sepuasnya. Setelah sekitaran sejam an kami turun.
SKIPP…………………
Kita balik dan sampe di Pos
5 lagi, dan sempat ngerjain Bastian, Bahasa Jawanya “ngeden-ngedeni” apa ya
bahasa indonya, godain sok jadi setan, ah apa sih,,,nakut-nakutin yawda pokoknya gitu deh.
Dan kita sukses ngerjain dia yang ketakutan pas di dalem dome,wkwkwkwk….
Pas ngerjain Bastian |
Karna kasian kami pun menyerah ngerjain dia, kemudian ngisi perut lagi sama masakannya Bastian, Alhamdulillah… Setelah itu packing dan persiapan perjalanan turun dengan naik FLYING FOX, nggaklah jalan kaki lagi gaiiiis… huft… Naik gunung itu capek lo, jadi jangan naik gunung kalo nggak mau capek. Ya kan??
Kalo gue sih capek gakpapa karna view istimewa yang gak akan bisa di dapatkan kalo kita di rumah aja, dan dalam setiap cerita pendakian akan memberikan sebuah pengalaman yang berkesan dan istimewa pula. Gak percaya??coba aja...
Boleh lo kapan-kapan lewat jalur ini,
sangat disarankan mencoba,hehehehe
Jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho ini tergolong masih alami
dan bersih, dimohon bagi para pendaki untuk menjaga kebersihan dan
keasriannya agar tidak berakhir seperti jalur Cemoro Kandang dan Cemoro
Sewu yang sangat kotor. Cepat atau lambat jalur via Candi Cetho ini
semakin ramai pendaki, tugas kita semua untuk menjaganya. Aamiin.....
Maap lahir batin yah |
Cek Videonya :
Traveler Minim Dana - Pendakian Gunung Lawu Via Cetho
Jangan lupa baca cerita-cerita pendakian gue lainnya di : TRAVELER MINIM DANA
Seru bang ceritanya. Serasa ikut dalam pendakian.
BalasHapusBagus ya via cetho, pernah ke Lawu tapi via cemoro sewu. Disini savananya bikin ngiler, bisa lihat-lihat candi juga.
Salam kenal bang :)
lajurpejalan.com
Salam kenal,,, salam lestari :)
HapusHehehe,,, istimewa bgt deh sabana nya dan mistisnya lewat jalur ini... recomended...
saran buat pemirsa backpacker yang berniat mendaki lawu via cetho, pikirkan masak2, jalur jauh, rute jarang dilewati, tapak tilas tidak begitu jelas, dan angker, cari sensasi boleh tapi utamakan keselamatan. salam lestari, ig: potoneko
BalasHapusSalam lestari
HapusAsal manajemen perjalanan, waktu, fisik dan logistik aman tentu tidak masalah...
Yang penting persiapan mas, sekarang banyak kok yang lewat cetho meskipun gak sebanyak jalur sisi srlatan, trek dan penanda jalur juga cukup jelas... Lagian setiap pendaki pasti punya persiapan soal jalur dll, kalo itu saya...
Cari sensasi gak boleh,kalo naik gunung buat nyari sensai mah mending gak usah nanjak...
Bukan berarti semua yg lewat jalur ini cari sensasi... Saran aja sih..
Positif thingking
Om, nanya, ke lawu via cetho pake keril 45+10 lt cukup ga?
BalasHapustelat bls sory,,, cukup gan... dicukup-vukupin,hehehe
HapusKeren mas, kalo mau baca juga pengalaman kami melakukan pendakian ke Lawu dari candi cetho disini
BalasHapusSiappp bosku :)
HapusMas pernah tahu pembuat arang di gunung lawu?
BalasHapusBelum mas, dimana yah??? :D
HapusGan , puasaan mbok yem buka gak hehe , mohon infonya .. Rencana senen besok summit
BalasHapusSyukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (MALEYSIA) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama bos saya di Tahun yg penuh berkah ini,
HapusDan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada SHOLEH PATY karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di TOTO MAGNUM dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama KI SHOLEH PATY dgn cara tlp di Nomor ;0825-244-669-169 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya
Buka kayaknya mas... asal jangan H -2 dan H +2
Hapus