Kamis, 30 Juli 2015

Pendakian Gunung Lawu Via candi Cetho


Pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho

(Surga Tersembunyi Lawu)

 
 

Gunung lawu berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, biasanya pendaki banyak yang melakukan pendakian lewat jalur Cemoro Sewu ( Magetan, Jawa Timur ) dan Cemoro Kandang ( Karanganyar, Jawa Tengah ). Jalur pendakian gunung Lawu via Candi Cetho ini adalah jalur yang paling panjang dibandingkan Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang. Lewat jalur Candi Cetho ini jarak yang ditempuh sekitar 16 km, Cemoro Kandang sekitar 12 km dan Cemoro Sewu sekitar 8 km, sebenarnya ada jalur yang lebih panjang lagi yaitu jalur Srambang Jogorogo(Ngawi). Tapi walaupun punya jalur yang panjang, Jalur Candi Cetho ini memiliki pemandangan yang sangat indah dan banyak kejutan yang akan diberikan, makanya gue pengen nyoba ngetrek lewat jalur candi ceto ini, karena 2 jalur sebelumnya yang gue sebutin, udah pernah gue coba.



So, ini sedikit cerita mengenai perjalanan gue dan teman-teman saat melakukan pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho.


Tanggal 6 Juli 2015 pada saat bulan puasa, iya bulan puasa, gak kebayang kan? gue dan teman-teman ( Rendra, Wisnu, Bastian ) nah Rendra dan Bastian mungkin uda gak asing, karena udah ada di cerita pendakian gue sebelum-sebelumnya, sementara si Wisnu? Dia siapa? Teuku Wisnu?BUKAN...!!!!!! Gini nih ceritanya, kita tuh temenan pas awal kuliah dan pas semester 2 dia pindah kampus, semenjak itu kita jarang ketemu, tapi gara-gara adanya Sosmed kita bisa ketemu lagi, dan dia ikutan pendakian kali ini, dah gitu aja.

Balik lagi ke soal pendakian, Seperti biasanya kami masih sangat awam jalur ini, kami berempat belum ada yang pernah lewat jalur Cetho ini. Cuman kami udah ngumpulin info dari googling di internet tentang jalur ini, nanya-nanya temen yang pernah kesana dan nyari peta. Hal seperti ini sangat penting buat yang belum tau jalur pendakian, karena pasti kalian tau sendiri, resiko mendaki gunung itu tersesat dll, So wajib hukumnya memanajemen dan persiapan sebelum pendakian.

Hari Pertama ( 6 Juli 2014 )
Pada hari pertama ini kami berangkat dari Ngawi sekitar Jam 6.00 pagi (Gue, Rendra, Bastian) dan janjian bertemu Wisnu yang langsung menuju candi cetho dari Magetan. Perjalanan kami tempuh pake motor, Awalnya jalan yang kita lalui biasa aja, tapi semua itu berubah ketika  mulai jalan aspal yang menuju Candi Cetho, jalannya maha nanjak, dan motor kami kesulitan buat nanjak, jadi terpaksa pas tanjakan berkali-kali gue jalan kaki,huffftt. Setelah sampai di candi Cetho, ketemu si Wisnu yang ternyata uda sampe duluan, kangen-kangen an sebentar karna lama nggak ketemu ceritanya. Setelah itu kami parkir motor, dan packing persiapan ngetrek, sarapan juga ding, maaf Ya Allah kami gak Puasa. Kan katanya Musafir, kan jalan jauh, jadi gak papa ya,maaf....hehehe...



Tepat jam setengah 11 kami memulai pendakian. Sebelum pendakian kami sempatkan foto-foto dulu di Candi Cetho...

Wisnu, Ariel Noah, Rendra, Bastian

Setelah foto-foto, kamipun melanjutkan perjalanan. Jadi jalur awal pendakian Via Cetho ini awal mulanya kita akan memasuki area candi cetho, dan kemudian belok kiri menuju rute selanjutnya melewati Candi Kethek. Lokasi candi ini tidak begitu jauh dari Candi Cetho. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke lokasi. Sebenarnya jalannya biasa aja dan gak bikin capek. Nih penampakan dari Candi Kethek....

Candi Ketek


Setelah selesai berfoto dan melihat-lihat Candi Kethek, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke pos 1. Dari Candi Kethek menuju pos 1 dibutuhkan waktu sekitar 45 - 1 jam menit. Dengan kondisi jalan yang cukup menanjak dan banyak rerumputan, dan tumbuhan yang lebat setelah sebelumnya melewati ladang penduduk. Setelah sampai pos 1, kami pun beristirahat sekitar 10 menitan.


Pos 1

Setelah puas beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju ke pos 2. Waktu yang dibutuhkan ke pos 2 ini kurang lebih 1 jam. Karena jaraknya cukup jauh, jalan yang mulai tertutup olah tumbuhan-tumbuhan, vegetasi mulai rapat dan memasuki hutan yang lembab disertai jalan yang terus menanjak benar-benar jadi ujian buat kami. Dan tanpa terasa kami sudah berjalan selama 1 jam dan sampaipailah di pos 2. Di pos 2 ini ada satu pohon yang diameternya cukup besar dan dilingkari dengan kain, ada dupa-dupa bertebaran juga. Suasana di pos ini juga cukup mistis. Jadi, tidak disarankan camp di tempat ini. Tanya kenapa? Kenapa emang?? Mbuh!!!

Pos 2


Di pos 2 istirahatnya nggak lama, suasananya mistis, jadi ayo gas cah jalan lagi, kata gue.



Selanjutnya menuju Pos 3, Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pos 3 sekitar 2,5 jam. Medannya cukup berat dengan jalan yang cukup menanjak dan banyak jalan yang hanya tanah dan harus melewati ranting-ranting nyebelin yang gak nyaman bgt buat carrier yang tinggi, ada banyak pohon tumbang yang harus kita lewatin juga. Hal itu membuat kami harus ekstra hati-hati, karena di sisi sebelah kanan sudah masuk wilayah jurang. Untuk menuju ke pos 3 ini kami banyak beristirahat karena mendannya berat. Tumbuhan di daerah yang kami lewati juga cukup lebat, karena jarang ada yang lewat jalur ini, jadi bener-bener perhatikan tanda-tanda/tali pita yang di ikat dipohon sebagai penunjuk jalan. Setelah berjalan cukup lama akhirnya kami sampai di pos 3. Saat itu jam menunjukan sekitar jam 15.00 WIB. Akhirnya kita sepakat bikin kopi dan ngisi perut dan istirahat agak lamaan, fisik dan tenaga mulai terkuras hebat karena jalannya nanjak full, no Bonus.



Pos 3

Setelah puas beristirahat sekitar jam setengah 4 kami berangkat menuju Pos 4. Perjalanan menuju ke pos 4 butuh waktu sekitar 1 jam 30 menitan. Jalan yang kami lalui juga cukup berat dan semakin menanjak. Hari mulai sore, dan jam 17.00 kami sampai di pos 4. Semua mulai kepayahan, tapi planing tetep camp di Pos 5 Bulak Peperangan. Bastian mulai kumat penyakit manjanya disini, ngajakin bikin api-api.



Ah modus nih, seperti cerita pendakian-pendakian gue sama dia sebelumnya. Entah gaktau kenapa saat gelap akan datang dia slalu ogah jalan, hahaha...
Akhirnya kami nyuekin dia, dan sepakat terus jalan, disini Bastian mulai tertinggal di belakang, jadi kami harus nunggu dia pas lagi semangatnya jalan. Tak henti-hentinya gue, rendra, wisnu gantian motivasi Bastian. Berkali-kali Juga kami harus istirahat karena nunggu Bastian yang jalannya kayak keong,hahahaha.... Sabar sabar sabar. Hari Mulai gelap dan Bastian ngomong :
“Cah, kalo ada tempat datar camp aja ya, buka tenda disitu”
“Ayo Bas, nanggung bentar lagi Pos 5” Jawab gue 
Setelah istirahat sebentar, kami pun melanjutan perjalanan menuju ke Cemoro Kembar. Dikatakan kembar karena ada 2 pohon cemara yang tumbuh dan membentuk kaya gerbang gitulah, dan konon katanya ini adalah gerbang alam nyata dan gaib gunung Lawu, katanya lo ya.. Perjalanan menuju Cemoro kembar membutuhkan waktu sekitar 30 menit, karena jaraknya memang tidak terlalu jauh dari pos 4. Setelah sampai di Cemoro Kembar kami intirahat sesaat, gue sama Rendra membuka peta dan kompas mencari lokasi kami. Dan ada momen disaat menuju pos 5 ini ternyata Travel Pouch Con##na gue ketinggalan di bawah pas istirahat sebelum Cemoro Kembar, shitttt... terpaksa turun lagi buat ngambil, ditemenin Rendra. Untung masih ada,hufttt.

Setelah iyu eh inu eh itu ding kami harus naik lagi nyusul temen-temen yang nunggu di atas, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 5. Untuk sampai pos 5 dibutuhkan waktu sekitar 40 menit, karena jaraknya nggak begitu jauh. Di awal perjalanan kita akan disuguhi dengan jalan menanjak yang cukup berat dan langsung membuat stamina akan terkuras, setelah itu nglewatin sabana sebelum pos 5. Setelah berjalan dengan keadaan yang sudah mulai gelap akhirnya sampai juga di pos 5 ( pos Bulak Peperangan ). Di sini disuguhi pemandangan sabana yang sangat menawan, saat itu kita bener-bener nemuin lokasi Camp yang tepat, istimewa. Hari sudah sangat gelap, dan bintang-bintang di langit bertebaran sangat indah, view bertabur bintang, dan hanya ada kami berempat.

Setelah mendirikan tenda, kami bertiga mulai masak-masak, api-api minus Bastian yang udah molor duluan,hmmmm... Makan malam dengan menu Sop ala cheef Rendra dengan segelas susu coklat panas, sungguh menghangatkan suasana kami saat itu. Saat cuaca mulai semakin dingin, kami pun bergegas masuk ke dome dan istirahat, bye.... mimpi indah.


Hari Kedua
Pagi pun datang, udara di luar benar-benar dingin,Brrrrrr... saat itu jam menunjukkan pukul 6. Padahal, semaleman gue dan Wisnu benar-benar nggak bisa tidur di dalam dome, kira-kira suhu pas dini hari di pos 5 ini –3 derajat.



Tuh Camp Kita di Pos 5

Saatnya foto-foto pagi itu, dan kemudian bikin sarapan. Setelah itu kami pun berencana melanjutkan perjalanan menuju Hargo Dalem (Mbok Yem), Oh ya Bastian nggak ikut nerusin jalan, jadi Cuma gue, Rendra, Wisnu yang lanjut, sementara Bastian katanya udah capek dan pengen di tempat Camp aja.
Sebelumnya terjadi pembicaraan antara gue dan Bastian :
“Bas, Ayo terus... Nggak rugi apa, dah nyampe sini nggak nerusin ke puncak??” kata gue
Bastian ngejawab, “aku nunggu sini aja… puncak bukan tujuan utama, aku nyari keheningan”
Dalam hati gue “ Ahhhh…. Ngeles lu, 4 kali ke lawu 3 kali gagal ke puncak, karena lu kurang tekad bas  “ hahahaha..
Yawda akhirnya gue, rendra dan wisnu yang meneruskan perjalanan, minus bastian yang kita tinggal di Pos 5 sambil jagain tenda.



Jalanan setelah pos 5 ini cukup landai tapi panjang dan jauh. Setelah beberapa menit, kita bertiga tiba di tanjakan yang cukup curam, kita pun melewatinya. Setelah tanjakan itu kami dikejutkan dengan pemandangan sabana lagi yang lebih luas dan istimewa, yang nggak akan kalian dapatkan lewat jalur lawu lainnya.


Sabana setelah Pos 5 seakan tiada habis, luas dan view yang sangat indah sekali dipandang mata, gue merasakan hal yang istimewa lewat jalur ini, ah cibi cibi cibi deh pokoknya,hehehehe…





aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......s....u

Di sabana ini terdapat tapak menjangan, atau cerukan yang bisa jadi mata air kalo lagi musim penghujan, tapi sayang saat itu gue lewat jalur ini pas lagi musim kemarau, lanjut jalan lagi ketemu yang namanya sendang macan, gaktau dinamakan seperti itu, mungkin banyak macannya ea, tapi yang jelas masih banyak rusa berkeliaran di sabana ini, kalo kalian beruntung pasti bisa lihat rusa/menjangan yang berlari-lari.


Tapak Menjangan / gupakan Menjangan








Setelah sendang macan kita akan melewati punggungan bukit, punggungan lagi, lagi dan lagi dan akhirnya tibalah di Pasar Dieng atau pasar setan nya gunung Lawu... tanjakan sebelum pasar dieng lumayan nguras tenaga juga, apalagi cuaca lagi panas-panasnya saat itu.






Pasar Setan (Dieng)

Istirahat photo-photo bentar lalu kita melanjutkan perjalanan lagi, dari pasar Dieng ini kita akan tembus ke jalur utaranya Mbok yem atau tempat petilasan dan rumah botol, di deket mbok yem, sekitaran 1 setengah jam'an lah kita sampe di mbok yem dan kemudian ngisi perut, maaf kami nggak puasa ya Allah,hehehe…

Setelah beberapa jam tiduran di warung mbok yem dan sholat, kami melanjutkan ke puncak tertinggi Lawu. Dan setelah sampe puncak, tarrrraaaaaaaaaaaaaa view yang sangat istimewa dengan lautan awan yang sangat mengagumkan,tersuguh siang itu, angin di puncak sangat kencang sekali, membuat rambut gue melambai-lambai kayak iklan shampoo,hahaha… dan spesialnya lagi Cuma ada gue, Rendra, Wisnu di atas puncak saat itu, bebas deh teriak-teriak sepuasnya. Setelah sekitaran sejam an kami turun.








SKIPP…………………

Kita balik dan sampe di Pos 5 lagi, dan sempat ngerjain Bastian, Bahasa Jawanya “ngeden-ngedeni” apa ya bahasa indonya, godain sok jadi setan, ah apa sih,,,nakut-nakutin yawda pokoknya gitu deh. Dan kita sukses ngerjain dia yang ketakutan pas di dalem dome,wkwkwkwk….

Pas ngerjain Bastian

Karna kasian kami pun menyerah ngerjain dia, kemudian ngisi perut lagi sama masakannya Bastian, Alhamdulillah… Setelah itu packing dan persiapan perjalanan turun dengan naik FLYING FOX, nggaklah jalan kaki lagi gaiiiis… huft… Naik gunung itu capek lo, jadi jangan naik gunung kalo nggak mau capek. Ya kan??

Kalo gue sih capek gakpapa karna view istimewa yang gak akan bisa di dapatkan kalo kita di rumah aja, dan dalam setiap cerita pendakian akan memberikan sebuah pengalaman yang berkesan dan istimewa pula. Gak percaya??coba aja...

Boleh lo kapan-kapan lewat jalur ini, sangat disarankan mencoba,hehehehe


Jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho ini tergolong masih alami dan bersih, dimohon bagi para pendaki untuk menjaga kebersihan dan keasriannya agar tidak berakhir seperti jalur Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu yang sangat kotor. Cepat atau lambat jalur via Candi Cetho ini semakin ramai pendaki, tugas kita semua untuk menjaganya. Aamiin.....


Nih foto - foto yang lainnya :


Bobokan di Sabana



























Maap lahir batin yah

Cek Videonya :
Traveler Minim Dana - Pendakian Gunung Lawu Via Cetho  





Jangan lupa baca cerita-cerita pendakian gue lainnya di : 
TRAVELER MINIM DANA

13 komentar:

  1. Seru bang ceritanya. Serasa ikut dalam pendakian.

    Bagus ya via cetho, pernah ke Lawu tapi via cemoro sewu. Disini savananya bikin ngiler, bisa lihat-lihat candi juga.

    Salam kenal bang :)
    lajurpejalan.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal,,, salam lestari :)
      Hehehe,,, istimewa bgt deh sabana nya dan mistisnya lewat jalur ini... recomended...

      Hapus
  2. saran buat pemirsa backpacker yang berniat mendaki lawu via cetho, pikirkan masak2, jalur jauh, rute jarang dilewati, tapak tilas tidak begitu jelas, dan angker, cari sensasi boleh tapi utamakan keselamatan. salam lestari, ig: potoneko

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam lestari
      Asal manajemen perjalanan, waktu, fisik dan logistik aman tentu tidak masalah...
      Yang penting persiapan mas, sekarang banyak kok yang lewat cetho meskipun gak sebanyak jalur sisi srlatan, trek dan penanda jalur juga cukup jelas... Lagian setiap pendaki pasti punya persiapan soal jalur dll, kalo itu saya...
      Cari sensasi gak boleh,kalo naik gunung buat nyari sensai mah mending gak usah nanjak...

      Bukan berarti semua yg lewat jalur ini cari sensasi... Saran aja sih..
      Positif thingking

      Hapus
  3. Om, nanya, ke lawu via cetho pake keril 45+10 lt cukup ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. telat bls sory,,, cukup gan... dicukup-vukupin,hehehe

      Hapus
  4. Keren mas, kalo mau baca juga pengalaman kami melakukan pendakian ke Lawu dari candi cetho disini

    BalasHapus
  5. Mas pernah tahu pembuat arang di gunung lawu?

    BalasHapus
  6. Gan , puasaan mbok yem buka gak hehe , mohon infonya .. Rencana senen besok summit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (MALEYSIA) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama bos saya di Tahun yg penuh berkah ini,
      Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada SHOLEH PATY karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di TOTO MAGNUM dan menang banyak
      Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama KI SHOLEH PATY dgn cara tlp di Nomor ;0825-244-669-169 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya

      Hapus
    2. Buka kayaknya mas... asal jangan H -2 dan H +2

      Hapus

Thanks ya udah mampir baca... share, like, dan komen juga boleh :)