Menggapai Tanah Tertinggi Jawa (MAHAMERU)
Ini
adalah cerita kami ber empat belas menggapai puncak tertinggi di tanah Jawa, atap pulau
Jawa, dan Puncak tertinggi Jawa. Apalagi kalo bukan Gunung Semeru dengan
Puncaknya “MAHAMERU” puncak abadi para dewa katanya.
Gunung Semeru
adalah sebuah gunung berapi kerucut di Pulau Jawa, Indonesia.
Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa,
dengan puncaknya Mahameru,
3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung
berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat[1].
Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru
secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Semeru
mempunyai kawasan hutan
Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Posisi
geografis Semeru terletak antara 8°06' LS dan 112°55' BT.
Pada
tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah
dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973. Disebelah selatan,
kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan
meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro diLumajang. (Sumber, Wikipedia)
Selasa, 21 Juli 2015
Setelah
planning beberapa bulan sebelumnya dan persiapan baik fisik, mental, managemen
logistic, booking online, persyaratan lengkap pendakian dan banyak lagi deh
pokoknya, tibalah hari dimana kami
memutuskan keberangkatan ke semeru lebih awal yaitu tanggal 21 Juli 2015,
rombongan kami rencana mulai ngetrek tanggal 22 nya. Dari Ngawi ada
Gue, Romy, rendra, Davig, Aji, dan Nuki… kita janjian ketemuan di Terminal
Arjosari sama rombongannya Angga dan Andri anak-anak Magelang yang berjumlah 6 orang juga, dan ternyata
ketambahan rombongan temen Aji 2 orang Cewek dari Gresik dan Lamongan "Windi ama Oca". Total
berempat belas kami berangkat. Jadi ceritanya kita berangkat nggak barengan,
terbagi dalam 3 rombongan dari daerah masing-masing.Rombongan gue berangkat dari Ngawi sekitar pukul 10 dengan
naik Travel dari Ngawi menuju terminal Surabaya, iya Travel…kenapa
Travel??karena bus waktu itu lagi full full nya banget apalagi pas arus balik
Lebaran. Padahal jargon gue adalah Traveler Minim Dana, gak papa lah
sekali-sekali naik yang agak mahalan.behahaha..
Setelah naik Travel
terjebak macet, kaki kesemutan, dan perjalanan yang membosankan. 5 Jam kemudian
kami tiba di Terminal Bungurasih Surabaya kemudian oper menuju Malang, Sampelah
di terminal Arjosari Malang kira-kira pukul 19.00, dan bertemu dengan 2 cewek
temen Aji yang ternyata udah stand by disana duluan, nah sekarang giliran
nunggu rombongan yang paling jauh anak-anak Magelang, sambil menunggu mereka
kami menghabiskan waktu yang ngebosenin dengan main remi, makan, ngopi, ngobrol
di emperan sebuah toko dideket
Arjosari………………………………………………….
Jam membosankan
berlalu hingga menunjukkan pukul 3 Pagi tanggal 22 Juli, dan tibalah rombongan
temen-temen dari Magelang. Yeah lengkap Full team sekarang, genap 14 orang.
Perlu kalian tau, supaya memudahkan ke Semeru kalian harus
bener-bener persiapan jauh jauh hari, persiapan apalah-apalah, inilah-inilah,
oke gaisss!
dengan jumlah rombongan yang besar tentu memudahkan n
mengirit biaya transportasi dari Arjosari ke Tumpang, kemudian ke Ranupani,
karena untuk Transportnya kita bakalan menyewa/membooking. Dan untungnya jauh-jauh
hari gue udah dapet CP Jeep dari sebuah Forum Pendaki di Sosmed, dan telah
disepakati seluruh rombongan.
Setelah ngobrol-ngobrol, kangen-kangenan, cipika cipikian,
peluk-pelukan ama temen-temen yang baru dateng, akhirnya kami mencari angkot menuju Tumpang “ Angkot warna putih dengan
kode TA”, setelah dapet angkot, sekitar pukul 4 cuss lah kami ke Tumpang, satu jam’an
lah kami nyampe Tumpang, dan janjian ketemuan ama Jeep yang udah kami booking
jauh-jauh hari.
Dan inilah 14
anggota yang ikut pendakian kali ini, 14 manusia yang mempunyai tekad sama
“Menginjakkan kaki di tanah tertinggi Pulau Jawa” :
Romy, Davig, Nuki, Aji, Nophix, Rendra, Rossa, Andri, WIndi, Dwiki, Fajar, Habin, Wiku, Angga |
1.
Rendra atau akrab disapa Pak Guru dalam pendakian kali ini, Guru sebuah SMK di
Ngawi, pecinta adek-adek gemes yang juga ngerangkep sebagai bagian dari
perkumpulan gue “TRAVELER MINIM DANA”, rekan mbolang gue, dan temen SMP gue.
2.
Romy atau biasa dipanggil Werok, rekan pendakian gue juga “TRAVELER MINIM DANA”,
anak Grunge yang kerja nyopirin Dosen di Jogja, dan dia adalah salah satu koki
/ cheff handal saat di alam bebas, iya handal.. masakannya top deh, tapi suka
kentut, paling telat bangunnya kalo pas ngecamp.
3.
Nophix (Gue), tanpa deskripsi,hehehehe...
4.
Davig, anak Ngawi juga, dan baru kali ini gue mendaki bersama doi dan
temen-temen lain yang akan gue perkenalkan, Davig ini paling senior dari segi
umur,hehehe…. Anak Metal yang juga suka mbolang di gunung.
5.
Aji atau Sun Gumelar aji temennya Davig, salah satu mahasiswa Akper di Madiun,
tapi asli Ngawi, coba deh gakda ni anak pasti bakalan garing pendakian kali
ini, hobinya nglawak dan joke joke lucunya, sukses bisa bikin cair suasana banget.
6
. Nuki / nugi, temennya Davig juga, dan gue rasa dialah yang fisiknya paling
oke dari tim ini, tampilannya yang ala-ala TNI / militer semakin meyakinkan
pada saat pertama ketemu, dan ternyata bener dugaan gue,hahaha...
7.
Andri, temen gue dari Magelang yang kenal sama gue pas di Gunung Lawu dan udah
beberapa kali ketemu gue
8.
Angga, kenal juga pas lagi di Lawu sama Andri, anak Magelang juga, yang gue
tumpangin rumahnya buat persinggahan pas lagi ke Merbabu
9.
Habin, rombongan dari Magelang juga yang katanya gak doyan nasi dari kecil,
jadi makan nya mi ama roti aja pas pendakian ini
10.Dwiki,
rombongan dari Magelang juga nih yang hidungnya paling mancung, yang sempet curhat ama gue pas lagi jalan kalo dulu sebenernya musuhan ama si Andri karna cinta segi lima, eh tapi gara2 naik gunung bareng akhirnya mereka jadi sahabatan, awesome kan...
11.
Wiku, rombongan dari Magelang juga, tapi aslinya anak Solo, dia berangkat
sendirian dari Solo gabung ama anak2 Magelang
12. Fajar Ubay, nah ini orang paling bongsor dan
badannya paling gede diantara rombongan Magelang, dan gue baru tau kalo dia ini
adek kandung dari Yusuf Ubay salah satu kontestan INDONESIAN IDOL pas denger
cerita dari Andri dan Angga sewaktu di Ranu kumbolo
13.
Rossa, cewek Lamongan ini keliatannya charming dan pendiem, orangnya asik juga
kok.
14.Windi,
nah ini anak Gresik yang lumayan manja, dan nempel sama pak guru selama
pendakian kali ini,hehehehe
Itu
tadi manusia-manusia yang ikut serta dalam cerita pendakian kali ini.
Rabu, 22 Juli 2015
TUMPANG
setelah sampe tumpang, kita menuju pos /area Perhutani ngisi
form pendakian, dan nyari logistik di pasar tumpang, sarapan dan eek berjamaah
di toilet, dan kemudian dandan cuci muka pake obat ganteng “kata AJi”, obat
ganteng = sabun muka, minyak wangi, minyak rambut, yaelah cucok cin…
kita Sampe Tumpang sekitaran pukul 5 pagi , setelah
sebelumnya kami ber 14 naik angkot putih tadi, Dari Tumpang kami melakukan
perjalanan menggunakan jeep menuju Desa Ranu Pani, perjalanan 2 jam nggak
kerasa karna di kanan kiri pemandangan sangat menyejukkan mata, melewati lembah
pegunungan, hutan dan area Bromo tengger Semeru, pokoknya seneng deh.
Singkat cerita, Berdesak-desakan di atas bak truk membelah
jalanan Kabupaten Malang hingga berganti menjadi jalanan Kabupaten Lumajang,
tak jarang jeep harus berhenti sambil mlipir dulu saat berpapasan dengan jeep/truk
lain karena memang jalanannya masih tergolong sempit. Akhirnya Gunung Bromo beserta lautan pasirnya terlihat
dan nggak lama kemudian puncak semeru dengan
“angkuhnya” juga menyambut jeep kami…. merinding dan terpesona gue dibuatNya, lukisan kebesaran Allah yang Maha Indah.
Awesome!!!
(Mbrebes Ganteng)
Kurang lebih
selama dua jam terombang-ambing di bak truk akhirnya kami semua mendarat dengan
selamat di sebuah tanah lapang di tepian Danau Ranu Pani (Ranu Regulo).
Katanya Dulu sih dituruninnya di depan pos
ijin persis, tapi sekarang peraturan sudah berubah. Kendaraan besar cuma boleh
sampe lapangan Ranu Pani saja. Selanjutnya jalan kaki. Lumayan buat
pemanasan...
RANU PANI (2200 Mdpl)
Sampai
di Ranu Pani kami melakukan Registrasi di pos pendakian. Dengan sigap ketua team,
Rendra menyelesaikan registrasi ulang bersama cowok cakep yang baik hati, sebut aja “ Nophix ” hahaha. Lumayan berlangsung cukup lama bagaimana nggak
yang naik 500an orang per hari, apalagi saat itu pas lagi tanggal-tanggalnya
pendakian setelah lebaran , entah mereka Cuma camp di Ranu Kumbolo atau
menggapai puncak Mahameru, yang jelas rombongan gue se visi misi “Yup,,, Kita ber
14 harus dan akan sampe
puncak tanah tertinggi Jawa, MAHAMERU.... Bismillah”.
Setelah
perijinan, briffing dari pihak pengelola pendakian Semeru dan repack
kelar, kami pun bersiap memulai trekking, dengan diawali doa bersama-sama terlebih dahulu.
Kami melanjutkan perjalan ke Ranu kumbolo sekitar pukul 11 siang, cuaca sangat panas dengan trek berdebu. Dengan semangat kami mulai melangkahkan kaki mendekati Ranu Kumbolo. Yap, tujuan kami atau plan pertama adalah ngecamp di tepi danau indah tersebut.
Kami melanjutkan perjalan ke Ranu kumbolo sekitar pukul 11 siang, cuaca sangat panas dengan trek berdebu. Dengan semangat kami mulai melangkahkan kaki mendekati Ranu Kumbolo. Yap, tujuan kami atau plan pertama adalah ngecamp di tepi danau indah tersebut.
Start
awal pendakian..... Jalur
pertama pendakian ini melewati jalan beraspal menuju jalan ladang penduduk. Hingga sampe gapura selamat datang di pendakian gunung Semeru. Masuk ke gapura
lalu beberapa ratus meter ambil jalan kiri.
Tanjakan pertama buat pemanasan. Jalur awal yang dilalui belum terlalu nanjak dan nonjok di hati, masih landai dan sangat
memanjakan kaki kami. Hijaunya perkebunan warga sekitar Ranu Pane dan
bukit-bukit yang menghiasi jalur itu menjadi santapan pertama bagi mata kami.
Foto-foto lagi, lagi dan lagi….^.^’ Perjalanan berikutnya mulai agak menantang
nih, kami memasuki hutan yang tidak terlalu lebat.
Akhirnya tak sebentar
kemudian (*lama ), Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng, setelah sebelumnya melewati pos Landegan dowo.
Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km lagi. sebenarnya banyak
sekali pos (shelter) di antara Ranu Pane dan Ranu Kumbolo, akan tetapi Pos Watu
Rejenglah yang paling terkenal. Kami akhirnya memutuskan untuk istirahat
sebentar di Pos ini.
Perjalanan kembali di lanjutkan, kini medan memang mulai tak bersahabat, trek yang terjal diapit jurang yang menganga di kiri jalur membuat kami harus ekstra hati-hati, teledor sedikit bisa fatal akibatnya. Perjalanan menuju Ranu Kumbolo terasa sangat panjang dan melelahkan, mungkin karena kondisi fisik kami yang belum istirahat sehabis perjalanan panjang Ngawi-Malang, Magelang-Malang, yang sangat menguras fisik dan emosi.
Perjalanan kembali di lanjutkan, kini medan memang mulai tak bersahabat, trek yang terjal diapit jurang yang menganga di kiri jalur membuat kami harus ekstra hati-hati, teledor sedikit bisa fatal akibatnya. Perjalanan menuju Ranu Kumbolo terasa sangat panjang dan melelahkan, mungkin karena kondisi fisik kami yang belum istirahat sehabis perjalanan panjang Ngawi-Malang, Magelang-Malang, yang sangat menguras fisik dan emosi.
Jembatan di trek setelah watu rejeng |
Siang itu cuacanya agak gimana gitu,gitu gimana, gitu deh pokoknya. kadang
panas menyengat tapi tiba-tiba berubah jadi kabut mendung gitu. Tapi tetep
bawaannya seneng, semangat dan awesome pokoknya, capek jadi nggak terasa,
padahal isi carrier full belum ditambah daypack yang juga full.
Hingga akhirnya pos demi pos kami lewati. Perjalanan sangat panjang namun
tanjakan menukik tajam
ke atas baru
kami temui pertama kalinya di atas Pos 3. Tanjakan-tanjakan curam mulai menyambut kami selepas pos
tiga. Team yang tadinya selalu komplit dan selalu “berhitung” sekarang tercecer
kemana-mana hingga Pos 4, ada yang jauh tertinggal di belakang, ada juga yang sudah di
depan. Setelah sampai di sekitaran Ranu Kumbolo barulah team mulai komplit lagi,
anggota yang tercecer sudah merapat. Akhirnya kami melanjutkan ritme pendakian
seperti semula.
Jalan terus...... terus dan terus, akhirnya sampai juga di Ranu kumbolo, perjalanannya
sekitar 4 jam setengahan dari : Ranu pani - landegan dowo - watu rejeng - pos 3 - pos 4 - ranu kumbolo , Dan ternyata hari udah mulai sore saat kami tiba di
Ranu Kumbolo, danau yang katanya adalah surganya Semeru mulai ramai oleh
pendaki dan banyak tenda yang sudah stand by duluan. Jam menunjukan pukul setengah 4, kami pun mulai mencari lokasi
buat camp, kemudian membangun
tenda. Pemandangan yang luar biasa indahnya menyambut kami ketika tiba disana,
suhu di malam hari sangat dingin tak heran Ranu kumbolo dikenal sebagai titik
terdingin di pulau jawa, bisa sampe -10 derajat celcius, nggak percaya?? Nanti
gue tunjukin bukti foto dinginnya di Ranu Kumbolo.
Ranu Kumbolo ini
biasanya jadi tempat buat mendirikan tenda / camping ground nya
semeru.
Sumber air di sini banyak, lu liat aja tuh danau segede gitu,hehehe.
Sumber air
bersih dengan luas 14 Hektar pada ketinggian 2400 MdpL. Di Ranu Kumbolo ini
terdapat prasasti peninggalan jaman Majapahit. Memoriam pendaki yang
sudah meninggal juga terdapat di Ranu Kumbolo.
Selesai
semuanya... kemudian kami makan malam, sholat dan istirahat. Karna perjalanan menuju puncak masih
sangat panjang dan berat hari-hari kedepan. Malam itu kami
cukup terhibur dengan suguhan bulan yang hampir bulat sempurna dan cukup cerah.
Semoga saja besok juga cerah sehingga kami bisa menikmati istimewanya sunrise di
tepian Ranu Kumbolo, uhhh gemessssss.
Kamis, 23 Juli
2015
RANU KUMBOLO (2400 Mdpl)
Akhirnya pagi kembali menyapa, Saatnya
berburu sunrise
Bismillahirrohmanirrohiim.... Buka tenda....
Surpriseee.... Pemandangan yang membuat
gue gak bakalan nyesel udah dateng kesini dan bolos kerja,hehehe...
TRAVELLER JIWA & TRAVELER MINIM DANA |
Ehem mbake... :* |
Frozzen menempel di matras, carrier, tenda dan rumput (suhu -10 derajat) |
Setelah foto-foto, Selfie, kami membagi tugas, ada yang
masak, nyuci nesting, dll... dan tentu saja pagi itu gue harus melaksanakan
ritual “BEOL”, tenang aja di Ranu Kumbolo sudah ada MCK nya kok, tapi ya pake
tisu basah atau ngambil air di danau dulu barulah hajat kalian bisa terpenuhi.
Setelah puas di Bilik Merenung, kembalilah gue ke tenda dan sarapan, istimewa
kan.behahaha...
Setelah semua kelar, kita packing, beres-beres dan
masukin sampah ke trashbag (WAJIB), Please jangan kotori gunung dengan sampahmu. Kemudian Biar nggak
kesiangan juga, kami langsung beres-beres dan melanjutkan pendakian dengan
target ngecamp di Kalimati untuk menunggu dini hari sebelum summit
attack, dan ternyata udah jam 11 siang sebelum berangkat melanjutkan trekking.
Siang
hari itu
kami melanjutkan perjalanan menuju kali mati, ujian pertama adalah
TANJAKAN CINTA yang legendaris, tau kan mitosnya tanjakan cinta??kalo selama
kita gak nengok ke belakang sewaktu melewati tanjakan ini dan memikirkan orang
yang kita sayang, so katanya kita bakalan Jodoh. Lucunya banyak temen-temen
sebagian besar anak-anak Magelang yang nggak nengok sama sekali, dan kita
saling goda dan manggil mereka supaya nengok. Tapi ada satu orang yang semangat
banget nglewatin tanjakan cinta ini, siapa lagi kalo bukan “AJI” yang cintanya
kandas,hahahha.
Rugi lo kalo gak nengok ke belakang di tanjakan jomblo ini, karena view
yang ditawarkan adalah Ranu Kumbolo dari kejauhan. Kalo gue sih nengok – nengok
aja, nengoknya dalam hati tapi,wekawekaweka...
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Setelah melewati tanjakan cinta, kita akan berjalanan menyusuri turunan dan di depan kita terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo, ISTIMEWA gaisss. Sayang waktu itu lagi musim kemarau, jadi bunga warna ungu yang kata orang-orang itu bunga lavender warnanya jadi coklat (tumbuhan itu sebenarnya bukanlah Lavender, melainkan tumbuhan hama yang tumbuh liar di oro-ro ombo). Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembelnya. Setelah menyusuri padang savana oro-oro obo, selanjutnya kita memasuki hutan Cemara dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
oro-oro ombo |
oro-oro ombo |
Empat jam berlalu, trekking menapaki jalan setapak di Sabana Oro-oro
Ombo, kemudian Cemoro Kandang yang terus naik, nanjak, tanpa bonus dan nglewatin 2 punggungan baru
sampailah kami di Jambangan, bener deh melelahkan. setelah jambangan barulah
ketemu turunan lagi.
Akhirnya
kami sampai di Kalimati dengan cuaca yang tetep panas semenjak dari Ranukumbolo.
Jambangan |
KALIMATI (2700 Mdpl)
Di Kalimati saat itu sudah
ada beberapa tenda pendaki yang berdiri, jadi disinilah camp
kedua kita sebelum tengah malam nanti akan berjuang summit attack ke puncak
Mahameru, dari sini gunung Semeru terlihat menjulang ke atas, dan kadang
asap/wedus gembel dari kawah nya meletup, sungguh hebat, dan gue terkesima.
Dalam hati gue berpikir : “Ya Allah kayak gitu ya treknya,
ijinkan saya menginjakkan kaki saya disana Ya Allah,Aamiin.”
Dan tentunya kita berempat belas pasti memiliki harapan
yang sama, tujuan yang sama,menginjakkan kaki di atas sana.
View Kalimati, dengan latar belakang Mahameru :
Romi. Davig, Nuki, Aji, Ariel |
Setelah buka tenda kelar, kami bersiap masak untuk makan
malam sekaligus buat makan tengah malam pas mau summit nanti. Dan ternyata saat itu persediaan
air rombongan gue
udah menipis, Kemudian Davig, Nuki, dan
2 orang temen-temen Magelang
ngambil air di mata air Sumber Mani yang ada di sekitaran
Kalimati, kenapa disebut sumber air mani hayooo?? Jangan tanya
gue, karna pastinya nggak ada yang tau kenapa dinamain gitu (sambil mikir). Baca-baca di
blog pendaki lain katanya lumayan jauh, 1 jam bolak-balik. Dan beruntung gue
kebagian tugas masak sore itu,hehehehe.
Dengan membawa botol kosong temen-temen nyoba nyari
letak sumber air yang katanya lebih murni dari air Ranu Kumbolo itu. Dan ternyata
bener, airnya jernih banget untuk dikonsumsi, dan segar banget. Hal itu
terbukti setelah temen-temen sepulang dari Sumber Mani, gue langsung nyoba minum
air itu, dingin dan menyejukkan hati yang galau. A#UA kalah deh sama air Sumber
Mani.
Hari mulai gelap, gue sama Rendra sholat Magrib, dan
ternyata nggak sadar gue brebes ganteng pas sholat di Kalimati ini, gaktau
kenapa... Lalu sehabis sholat, gue doa buat keselamatan team dan gue pribadi untuk tengah malam nanti supaya sukses semua sampe puncak. Nih nulis cerita ini masih aja
brebes kalo keinget,hiks....
Selesai sholat tibalah makan malam, dan tidur. Disini kita
harus bener-bener dislipin waktu, waktunya makan ya makan, istirahat ya
istirahat, karna trek setelah kalimati ini akan sangat dasyat. Dimana jam 23.00
kita harus bangun.
Mmmmm.... kemudian gue tertidur...
Mmmmm.... kemudian gue tertidur...
ZZZZZzzzzzzztttttttttttzz.....
zzzZZZZZZtttt.....
Bersambung..... Part 2
Cek Juga :
Traveler Minim Dana - Pendakian Gunung Semeru ( Film Pendek Menggapai Puncak Mahameru )
Cek Juga :
Traveler Minim Dana - Pendakian Gunung Semeru ( Film Pendek Menggapai Puncak Mahameru )
Keren euy petualangannya
BalasHapusthanks mas udah mampir
Hapus