Senin, 04 Juli 2016

Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Kandang

REUNI, HERPES DAN PERSAHABATAN





Lama banget gak ngeblog, dan di hari yang tralala ini gue pengen nulis cerita pendakian gue di Lawu waktu itu via jalur cemoro kandang. Dan tulisan kali ini rada panjang. Jadi ngebacanya yang sabar ya neng bang...krik...krik...


FOKUS!!!


Waktu itu temen SMP gue si Umar BBM dan ngajakin gue trekking ke Lawu. 


Pik, ada rencana ke Lawu?aku bla bla bla... Kata Umar

OKE..... (singkat padat kenyal) Jawab gue


Tanpa pikir panjang akhirnya gue pun janji mau nemenin... karena gue kangen mendaki bareng temen gue ini. terakhir kita barengan ke lawu tahun 2011 gue, Umar, Rendra, dah lama binggo kan.


Di pendakian kali ini, tentu aja gue ngajak n bareng Rendra juga, dan akhirnya gue ngajak wiwid yang udah lama juga pengen ke Lawu (belum kesampaian) dan baru kali ini momen nya pas. sippp.... dan temen gue dari Solo si Wiku katanya juga mau gabung. Tambah sipp deh...



 


Suatu malam di kota gue, gue membicarakan agenda ke Lawu sama Wiwid dan Rendra, berhubung Umar dan wiku lagi di luar kota jadi dianya absen, meeting via bbm, WA, ato BIGO juga jadi.


Si Umar katanya sih mau ngambil cuti buat nanjak dan reunian bareng. Tumben nih dibela-belain cuti segala, dan ternyata alasan terkuak... si Umar ngajakin anak Tangerang gebetannya, namanya sebut aja KIA...ohh... PANTES... Yah emang cewek slalu bisa merubah segalanya, karna cewek selalu...(isi sendiri)!!!







Dan si Kia ini akan jadi satu-satunya cewek di cerita pendakian gue kali ini. Srikandi dari tangerang bersama... arjuna arjuna arjuna arjuna dari jawa ding (4 kali arjuna karna ada gue, rendra, umar, wiwid) ok kan??nggak!!!!



Kebetulan ini ke 4 kalinya gue melewati jalur kandang, kalo nggak salah ngitung... 12357...


Skipp....


Menjelang hari keberangkatan, gue dilanda kegelisahan yang sangat mendalam seperti rasanya di PHP RAISA dulu (dulu banget pokonya, sebelum dinosaurus beranak pinak).



GELISAH GELI GELI BASAH karna mau ikut ato ngebatalin ikut!!! mata gue perih, mata gue panas dan bengkak karena kena HERPES her to the pes, penyakit sialan yang mengganggu keseluruhan cerita pendakian gue kali ini. Tuhannn....


Ikut nggak ya??galo deh ah...Takut makin parah. Mau ngebatalin ikut, tapi gak enak sama Umar, akhirnya fix gue putusin raisa, eh putusin ikut... putuskan ikut, karena nggak enak juga sama temen-temen. Okelah pik kamu kali ini niat banget (memuji diri sendiri).



Gue senyum dan sambil berharap, ada keajaiban mata gue sembuh karena hawa dingin gunung.Aamiin...



Kemudian semuanya berkumpul di rumah gue setelah sebelumnya belanja logistik dadakan, rencana berangkat naik motor, karena ke basecamp dari Ngawi cuma 1,5 jam aja. Dan ternyata hujan angin membuyarkan niat kita yang pengen berangkat lebih awal. Berharap nunggu ujan reda tapi belum reda juga, akhirnya waktu menunjukkan pukul 5 sore. Fix kita nekat berangkat basah-basahan tapi nggak pake geli gelian, kita keujanan nyampe basecamp meskipun udah pake mantel menemani perjalanan kala itu.



Dan si Wiku temen gue dari solo ternyata udah di basecamp pengen gabung juga, terakhir kita nanjak bareng pas di Semeru udah lama banget. Sempat kangen kangenan dan ngobrol diselingi rintik hujan yang belum juga reda.



Sambil nunggu hujan reda kami repacking ulang, jam menunjukkan pukul delapan malam, dan tiba-tiba Wiku ngebatalin ikut dan mau balik ke Solo karena ada urusan dan kayaknya si Wiku lagi galau, yah wik...yah wik... yawdah deh... yang penting kamu masuk tulisan ini ya,hehehe...

Wiku : Mas aku tak pulang aja, soalnya aku lagi punya perasan gak enak nih sama cuaca kayaknya hujan terus, yang penting kita udah temu kangen mas.

Gue : Gitu ya Wik?serius kamu?yowes ati-ati ya pulange

Wiku : Iya mas, maaf lo mas..


Jalur pendakian dari cemoro kandang merupakan jalur pendakian yang masih berada di provinsi JATENG. Panjang jalur ini kurang lebih 12 km dikarenakan tipe jalurnya yang relatif landai dan berputar menyusuri punggungan. Pendakian gunung lawu via cemoro kandang butuh waktu 8-10 jam untuk naik dan 4-6 jam buat turun kembali. Pemandangan jalur ini cukup indah karena kita akan mengelilingi punggungan sehingga desa–desa di bawah dapat terlihat  jelas kalo cuaca cerah.


Yang gue suka pas dari jalur ini adalah view ke barat terlihat jelas, apalagi kalo kita udah di atas pos 3... jajaran gunung di Jawa tengah akan terlihat jelas kalo pas cerah. Keren... tapi tetep gak ngalahin view pendakian lewat jalur candi cetho yang udah pernah gue lewatin,hehe...





BASECAMP CEMORO KANDANG

Basecamp Cemoro Kandang berada di wilayah Jawa Tengah, pada ketinggian 1.946 m dpl dan pada posisi 07° 39′ 49″ LS dan 111° 11′ 14 ” BT. Disini terdapat sebuah pos pendaftaran sebelum melakukan pendakian, prasarana untuk pendaki disini jauh lebih baik kalo dibanding dengan Cemoro Sewu. Adapun prasarana yang ada di tempat ini musholla, WC, kamar mandi, tempat pendaki menginap/beristirahat, pos jaga petugas dan aula yang cukup luas.

Sumber air cukup tersedia melimpah disini. Di depan basecamp ini juga terdapat banyak warung-warung yang berjualan berbagai macam makanan yang berada tepat di pinggir jalan. Di sini untuk ijin pendakian, para pendaki akan dikenakan biaya sebesar Rp. 10.000/orang yang udah mencakup asuransi sebesar Rp. 200. Selain itu untuk penitipan motor dikenakan biaya sebesar Rp. 5000/ malam. Updatenya sekarang jadi 15.000.



Lanjut ke cerita...

Tik tok tik tok tik tok, Jam menunjukkan pukul 12 malam dan hujan masih terus mengguyur....



JAM 2 DINI HARI....

Di tengah suara suara grmericik hujan dan serangga yang bersahutan...Kamipun memulai pendakian, dengan terlebih dahulu registrasi dan kebetulan yang jaga pos kandang waktu itu ada Mas Kileng (AGL) anak Ngawi juga, btw.. Makasih mas buat rokoknya yang buat gue, yah... rokok meskipun nggak baik buat kesehatan tapi rasa-rasanya jadi sahabat pendakian...

Sebelum berangkat mas kileng ngomong ke gue "Pelan pelan aja pik nanti jalannya, pemanasan dulu biar otot-otot lemes"


Sebelum jalan kami berlima pemanasan dan meregangkan otot kemudian berdoa...


Menyusuri jalan setapak yang gelap dan becek bekas guyuran hujan, pas kita jalan kondisi cuaca emang masih gerimis. Di pertengahan Pos 1, gerimis berhenti dan langit sedkit cerah dengan bintang bintang yang sempat muncul, mayan ngobatin mata yang sedari basecamp cuma mandang jalan setapak becek gakda ojek.



Sekitar sejam lebih sampailah kami di...



POS I (Taman Sari Bawah)





Pos ini berada pada ketinggian 2.237 mdpl dan pada posisi 07° 39′ 00″ LS dan 111° 11′ 19″ BT. Pos ini berjarak lebih kurang sekitar 1 jam pendakian dari Cemoro Kandang jalan normal, kalo kita sih banyak istirahat,hehehe. Pos ini berupa sebuah bangunan batu dan beratap seng, didalam pos ini bisa muat kira kira 2 buah dome kalo pengen mendirikan dome didalamnya. didepan pos ini terdapat sebuah lembah yang didasarnya mengalir sebuah sungai. Disamping pos juga ada areal buat mendirikan tenda.

Nggak ada sumber air di pos ini. Tipe treknya agak menanjak. Kita memutuskan istirahat lama di sini, sekaligus masak buat ngisi perut, di dalam pos udah full karena udah ada yg nge dome. Akhirnya di utara pos kita bikin bivak sederhana dengan flysheet yang udah kita bawa, masak-masak kemudian keterusan molor,hahaha...



Akhirnya jam menunjukkan pukul 08.00,  tanpa terasa kita semua tidur pules banget, mungkin karna kecapekan.



Jam 9 kita lanjut jalan, dari pos 1 ke pos 2 ini jalan akan semakin nanjak dan nonjok di hati. Alhamdulilah, cuaca cerah tapi sedikit berkabut. Dan tibalah di...









POS II (Taman Sari Atas)






Pos II ini juga berupa sebuah pondok dari Batu beratap seng yang didalamnya juga bisa memuat 2 buah dome. Sumber air bisa didapat jika turun sungai yang ada didasar lembah yang berada tepat didepan pos ini. Yang asik dari pos ini kita bisa ngelihat kawah gunung ini yang dikenal juga dengan nama Kawah Candra Dimuka. Di pos ini terdapat areal yang luas buat mendirikan tenda. Ketinggiannya 2.470 m dpl, posisinya 07° 38′ 33″ LS dan 111° 11′ 16″ BT, jarak pos ini sekitar 1 jam lebih perjalanan dari pos sebelumnya. Tipe treknya  menanjak.



Sampe pos 2, kita beristirahat dan ketemu pendaki dari bojonegoro, dan ngobrol-ngobrol sambil nyruput kopi. Kia dan Umar tampak tertidur kelelahan, sementara gue dan Rendra ngobrol sama mas mas pendaki Bojonegoro yang katanya mau camp di Pos 2. Nggak terasa kita ngobrol lumayan lama hingga jam menunjukkan pukul 12 siang. Wiwid tampak mondar mandir ngelihat pemandangan sekitar.



Akhirnya kita lanjut jalan lagi, mata gue yang dari awal udah gue tahan perihnya makin lama makin perih dan membengkak... perih seperih hatiku. Hikzz..

Tapi nggak mengurangi semangat gue buat lanjut jalan, karna semangat kebersamaan kami.








Dari pos 2 ini jalan landai, namun menyusuri punggungan dan tebing-tebing yang langsung jurang di sisi kiri kita. Cuaca gerimis lagi, dan kita jalan agak mempercepat langkah, dan berharap hujan gak tambah deres, beberapa menit banyak sampailah kita di pos bayangan.





POS BAYANGAN






Pos bayangan ini kira kira berada di tengah tengah jarak antara pos 2 dan 3. Waktu tempuh ke pos ini kurang lebih se jam. Di pos ini terdapat sebuah bangunan pos permanen yang diberi seng. Di pos Bayangan kami berteduh karna hujan cukup deras dan kabut, hawa semakin mendingin. Akhirnya kami masak mi buat ngeganjel perut. Hujan semakin deras, dan cuma kami berlima di pos bayangan saat itu. Ngobrol-ngobrol sambil menyantap mi yang udah kita bikin. Dinginnya sore itu nggak mengurangi hangatnya persahabatan kita kala itu. Lama banget kami neduh karena hujan deras, sebetulnya kita bawa ponco dan jas hujan juga sih, tapi ngelihat hujan yang deres akhirnya kita sepakat nunggu agak reda, karena kontur tanah pasti becek dan labil, dan rawan kepeleset atau longsor. Bekas sisa kebakaran tahun lalu membuat banyak pohon tumbang dan mati, yang otomatis tanah-tanah jadi rawan longsor.









Dan sore itu mata gue tambah perih banget kena keringet dan air hujan, cobaan yang berat ditengah pendakian gue kali ini.Shitt... dan gue merasa mata gue udah bengkak banget, dan pandangan pun sulit alias kabur. Tapi nanggung udah kepalang capek dan jauh, akhirnya gue lawan rasa sakit ini, dengan memotivasi diri sendiri sambil sesekali gue bersihin luka herpes dengan alkohol di pos 3 waktu itu.




Sekitaran jam 4 an hujan mulai reda'an.



Ayo Jalan lagi (kata gue).......... berharap segera sampai trus pulang :(



Akhirnya kita lanjut jalan lagi, langit mulai cerah lagi dan sesekali merapi dan merbabu terlihat jauh di barat sana. Sekitar setengah enam kami sampai di pos 3 dan disambut gerimis lagi, akhirnya kita neduh di dalem pos. Kok hujan terus ya " dalam hati gue :( "



Pos tiga bernama :



POS III (Penggik)






Pos III ini terletak persis di pertengahan dari jalur pendakian Cemoro Kandang ini, dengan posisi 07° 38′ 07″ LS dan 111° 11′ 03″ BT, ketinggian 2.780 m dpl dan berjarak sekitar 1,5 jam dari pos bayangan atau 2,5 jam dari pos 2.











Langit pun mulai berganti menjadi gradasi gelap dan kabut yang pekat menambah mencekamnya keadaan waktu itu. di dalam pos kami ngobrol dan menikmati suasana hujan yang makin deras. jaket pun mulai kami pakai karena suhu tubuh mulai menolak rasa dingin di sekitar. Pos 3 memang dingin sekali, karna area yang terbuka. Kami sepakat untuk tidur dan menunggu hujan reda. 



Zzzzz.....zzz...



Sampe jam 11 malam hujan belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, ahhh... bobok lagi. Zzzzz....Mmmm... sekitaran jam 12 an akhirnya hujan reda. Kemudian melanjutkan perjalanan, langit mulai cerah dan bintang-bintang indah banget, lukisan Allah SWT yang Subhanallah banget dan awesome. Sempat kami meluangkan waktu sejenak buat ngelihat gemerlap lampu karanganyar, solo, dan jogja yang tampak indah banget.



Ohya, Jalur dari pos 3 hingga pos 4 melingkar-lingkar dipunggungan dan ditengah jalan menuju antara Pos III dan Pos IV kita akan menemukan mata air  tepat persis dipinggir jalan setapak. Namanya sendang panguripan.



Mata airnya terlihat seperti cerukan kecil namun memiliki air yang bersih dan kadang banyak sesajen dan kembang di sekitar mata air. Jalur menuju pos  ini merupakan jalur terberat, jalan makin nanjak dan jurang siap menyambut kita kalo jalan kurang konsen. Naik gunung beresiko ya... tapi nggak tau daya magis apaan yang ngebuat gue gak pernah bosen nanjak. Wallahualam...





Jam setengah 2 kami sampai di pos 4...



POS IV (Cokro Suryo)




Pos IV ini lumayan luas dan memiliki sebuah bangunan baru beratap seng, tapi pada pos ini nggak ada sumber mata air. 

Cuman ada hamparan sabana dan pohon pohon tua, serta nisaan memoriam pendaki yang pernah meninggal disini. 



Pos 4 memang sedikit horor, karena gue pernah ngalamin horornya di pos ini cerita pendakian sebelumnya Kompilasi Pendakian Gunung Lawu. Dan di tempat ini dulu temen gue Bastian pernah Hypo, tahun 2014.



Sebelum pos ini kita akan menjumpai sebuah mata air yang bernama Sendang Panguripan, yang gue sebut di atas. Berada pada posisi 07° 37′ 54″ LS dan 111° 11′ 11″ BT. 



Pos 4 Disebut Cokro Suryo karena dilokasi pos ini terdapat batu berukir peninggalan zaman Majapahit. Ukiran batu itu berupa lingkaran yang bercahaya yang merupakan perlambang dari cakra yang bersinar. Lambang ini adalah merupakan lambang dari kerajaan Majapahit. Jarak tempuh ke pos ini kurang lebih 1,5 jam dari pos sebelumnya. Sampai Pos 4 kita sepakat camp disini, dan meneruskan jalan pagi pagi. Karena dari ke pos 4 ke puncak atau mbok yem udah lumayan dekat. Cuaca yang dingin membuat fisik tambah ngedrop dan akhirnya kami repacking dan masak, dan bobok. Sebelum bobok mata gue yang udah luka berdarah dan infeksi di bersihin umar pakai alkohol, Ya tuhan perih...



UMAR : tahan pik, gue bersihin lukanya biar nggak tambah parah, ini udah mulai bengkak dan bernanah tanda infeksi, gara² debu mungkin

GUE : aduhhh mar perih, sakit mar, fakkkk... sumpah perih (gue nangis,wkwkwk)

UMAR : Kalo gak dibersihin ntar tambah parah 

GUE : Iya mar,hiksssss...



Setelah Umar yang buka praktek dan jadi dokter dadakan dan ngobatin luka gue, akhirnya kita bobok. Ahhh fak... rasa rasanya gue cuma sampe sini nih, males nglanjutin ke puncak.



Kemudian kami tidur dan bangun jam 5, anak-anak pada maublanjut ke puncak dan gue bilang :



GUE : gue nggak ikut ya, masak jalan mata perban an gini, jalan pake satu mata dong. Gue disini aja, daripada tambah parah.

UMAR : ayolah pik, masak lo nggak ikut, katanya mau foto bertiga lagi reunian??

GUE : tapi mata nggak bisa diajak kompromi nih mar

UMAR : dah gue bersihin lagi, gue ganti perban lagi trus kita jalan pelan-pelan

GUE : (GALAU LAGI).....






Setelah ganti perban, akhirnya rasa kompak dan semangat teman² yang udah rela bersihin luka njijiki di mata gue pun meluluhkan hati gue buat jalan lagi.



Berdoa, kemudian kami jalan... Jalan satu mata sungguh nyiksa, berkali kali gue kesandung dan kesangkut ranting ranting pohon, ahhh fak... perasaan udah bener jalanya. Cuman kata temen-temen pandangan gue lagi nggak CENTER,hahaha...anjay...



Gue sempat juga jatuh, ana-anak malah ngakak... ahhh asuuu,hahaha...








Setelah sekitaran 30 menitan kami nyampai Pos 5...



POS V (Perapatan)






Pos V ini merupakan satu-satunya pos Cemoro Kandang yang nggak mempunyai bangunan pondok. Pos ini merupakan sebuah tanah lapang dan di pos ini juga merupakan sebuah perapatan. Ka lo kita memilih jalur kekanan Ke arah puncak Hargo Dumilah, kekiri ke Hargo Tiling, sedangkan lurus ke Hargo Dalem ato mbok yem. Pos ini udah deket jaraknya dari Hargo Dalem dan nggak ada sumber mata air. Jarak tempuh pos ini dari pos sebelumnya kurang lebih 30 menit dengan trek yang menurun dan pindah punggungan.



Kita sepakat buat mampir mbok yem dulu buat sarapan, kemudian baru nerusin ke puncak...




HARGO DALEM...

Hargo dalem merupakan salah satu tempat favorit para pendaki buat mendirikan tenda karena ditempat ini tersedia banyak tanah lapang dan terdapat warung yang siap menyajikan makanan bagi perut yang lapar mulai dari gorengan hingga makanan berat seperti nasi ama lauknya, yah warung Mbok Yem. Ketinggian pos ini 3170 mdpl. Di sekitar daerah ini banyak bangunan yang disakralkan dan tempat bersemedi jadi jangan sampe salah masuk. Tempat ini merupakan tempat yang cukup strategis buat kalian yang pengen ngelihat sun rise karena pemandangan dari tempat ini nggak terhalang bukit bukit. Jarak tempuh ke tempat ini dari pos prapatan kurang lebih 30 menit dengan trek yang mendatar.












Akhirnya sampe mbok yem juga, dan akhirnya bisa sarapan, wahhh indah... banyak pendaki pendaki lain yang ngamatin gue dan ngelihatin gue dengan aneh, mungkin pada ngerasa aneh ama mata gue dan mungkin mereka bertanya-tanya dalam hati. "Afgan matanya kenapa yah???"



Ahhh.. cuek...



Setelah kelar sarapan, kami lanjut ke puncak..





PUNCAK HARGO DUMILAH

Puncak hargo dumilah merupakan puncak tertinggi dari tiga puncak yang ada di gunung lawu. Ketinggian puncak ini 3265 mdpl. Di daerah puncak ini terdapat sebuah bangunan yang bisa digunakan buat beristirahat. Di tempat ini juga banyak terdapat daerah yang cukup lapang buat mendirikan dome / tenda. Puncak ini terdapat sebuah tugu penanda puncak tertinggi. Dari puncak ini kita bisa melihat daerah kawah gunung yang datar yang biasa digunakan oleh para pendaki untuk mengukir nama mereka dengan menyusun batu batu. Nama kawah Lawu "TELAGA KUNING", kebetulan yang Waktu itu kawah lawu ini sedang ada airnya, karena kebetulan musim hujan, sehingga itulah disebut telaga kuning. telaga kuning terlihat cukup menarik dari puncak ini. 








Jarak tempuh ke puncak ini kurang lebih 30 menit dari hargo dalem dengan trek yang menanjak 45 derajat.


Di puncak, anak anak pada foto dan bikin video dokumentasi, tapi gue cuma tiduran duduk dan menikmati perihnya mata gue.


Jadi maaf kalo di cerita ini, jarang foto... karna males!!!



Tapi akhirnya fotoo juga kok gue, mengenang formasi gue di puncak 2011 lalu ama Rendra dan Umar. Dengan berbagai pose yang menyamarkan mata sebelah kanan gue,hehehe...




Nih foto tahun 2011 dan 2016 :

 








  

Setelah puas di puncak, akhirnya kami siap-siap turun... dan perjalanan turun intinya gue banyak kesandung, mata perih, dan penderitaan gue yang lain karena HERPES FAKIN...



TAPI...OVERALL..

gue sampe rumah dengan selamat, karena itu yang paling penting. Dan bangga bisa reuni barengan ama Umar dan temen-temen lain yang baik juga. Dan jangan lupa, bawa sampah turun!!! Dan yang jelas kapok nanjak kalo pas lagi sakit...



Bahagia itu sederhana... tak terhingga sekalipun harta dan tahta, tak sanggup membayarnya..


Thanks Wiwid, Rendra, Umar, Dan Kia... dan juga yang udah mampir baca...



5 komentar:

  1. Terima kasih banyak kak nopix udah bela"in naik gunung waktu itu untuk kita, Terima kasih udah nemenin naik gunung walaupun lagi herpes matanya, senang bisa kenal dengan ka nopix, ka umar, ka rendra dan ka wiwid 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... siappp kia... seneng juga bisa kenal temen² yang hebat...

      Hapus
    2. Hehehe... siappp kia... seneng juga bisa kenal temen² yang hebat...

      Hapus

Thanks ya udah mampir baca... share, like, dan komen juga boleh :)