Selasa, 27 Oktober 2015

Tragedi Kebakaran Gunung Lawu

Tragedi Lawu 3265 Mdpl
(mengenang yang telah tiada)



Belakangan ini banyak sekali muda mudi yang mengisi waktu libur mereka sama acara “Naik Gunung”. Apakah mereka tau hakikat naik gunung? buat apa mereka naik gunung? Dan apakah mereka layak berada di gunung?
Sebenarnya apa sih yang mereka cari digunung? Ya, emang nggak di pungkiri kalau gunung adalah satu satunya tempat tinggi di bumi ini. Gunung menyajikan karya tuhan yang tiada duanya. Kita bisa banyak belajar dari sebuah acara bernama “mendaki gunung”

Di daerah jawa timur aja, setiap akhir pekan dan libur nasional hampir setiap gunung diserbu oleh para pendaki. Mulai dari gunung tinggi seperti gunung Semeru, Lawu, Arjuno Welirang, Penanggungan maupun gunung wisata seperti Bromo, Ijen, Kelud atau mungkin yang medannya sedikit ekstreme seperti gunung raung.

Buat para pemula mereka akan lebih milih gunung yang nggak terlalu tinggi dan medan yang nggak terlalu berat. Tapi? Apakah kita sadar bahwa akhir akhir ini sering terjadi kecelakaan digunung? Tragedi yang memakan korban? Apakah kita udah paham betul tentang Safety di gunung? Apakah kita udah banyak pengetahuan tentang manajemen perjalanan di gunung? mari kita sama-sama belajar!!

Ini yang selalu di lupakan oleh para pendaki, mereka pikir hanya dengan guide mereka akan selamat? Tidak!!! Hanya dengan bekal ilmu, dan manajemen perjalanan yang baik mereka bisa selamat saat naik maupun turun, serta nggak melupakan pula ijin dari yang di atas dan Ortu kita dalam sebuah pendakian.

Setiap pendaki harus bisa minimal ilmu dasar Survival, Navigasi Darat, dan manajemen perjalanan. Mereka juga butuh tim, bukan tim yang egois tetapi yang bisa menjaga satu sama lain. Banyak kasus terjadi saat ini karena setiap anggota tim ingin mencapai puncak bukan ingin bersama sama mencapai perjalanan yang selamat.



Bahkan, 18 Oktober 2015. Beberapa waktu yang lalu sempat terjadi tragedi di gunung Lawu, yah Gunung yang termasuk seven summits di pulau Jawa ini mengalami kebakaran hebat yang menewaskan banyak pendaki, tepatnya di antara pos 3-4 Gunung Lawu via cemoro sewu.







"Berdasarkan infomasi dari sejumlah pendaki yang berhasil selamat, rombongan satu keluarga tersebut sempat diperingatkan sesama pendaki untuk tidak turun melalui jalur Cemoro Sewu karena ada kebakaran. Namun, korban nekat," kata Kepala Pelaksana BPBD Magetan Agung Lewis.

Tak selang berapa lama setelah itu, para pendaki yang berhasil lolos dari maut mendengar teriakan orang meminta tolong. Diduga, rombongan Sum#rwan yang nekat turun terjebak api kebakaran hutan.
Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Supriono, di posko induk Operasi SAR musibah pendaki Gunung Lawu, Cemoro Sewu, Magetan, mengatakan, tim SAR mendapat laporan bahwa Minggu (18/10) siang terdapat sembilan pendaki menjadi korban kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, tepatnya di antara pos 3 dan 4 jalur pendakian Cemoro Sewu.  (AntaraNews.Com)


Tragedi itu membawa luka yang dalam bagi gue, karena salah satu temen gue sebut saja "A" termasuk jadi salah satu korban tragedi kebakaran di gunung Lawu. Dimana sebelum keberangkatannya, dia sempat ngobrol banyak ama gue soal mendaki gunung, dan kebetulan dia ini akan naik gunung buat yang pertama kalinya di gunung lawu, gunung yang cukup familiar buat pendaki-pendaki di daerah se karesidenan Madiun, atau Ngawi tempat tinggal gue.



Pertama saat baca berita pertama lewat sosial media, tentang tewasnya pendaki lawu, gue sempat nyoba positif thingking, ahhh bukan bukan dia pasti, karena emang beberapa hari sebelumnya gue sempat ngobrol banyak sama dia.

Sore itu, di sebuah Angkringan di kota Ngawi :
Dia nyamperin gue.

A    : Phex, gue tadi lewat sini udah 2 kali baru yang ketiga ini ketemu lo...
Gw : Ada apa bro?
A     : Gw mau nanya nih, yang nyewain alat buat mendaki gunung dimana?
Gw : si Dava tuh, nyewain alat-alat mendaki, butuh gear apa aja?
A     : Paling, sepatu, tenda, matras, sleeping bag
Gw  : lu berangkat ama siapa aja?
A     : Pacar gue, paman, ama anak-anaknya...kalo gak diajak pacar gue, paling gue juga gak bakalan naik gunung,paling setahun ini juga sekali doang ke Lawu,,hahahaha... gue nurutin aja, karna cewek gue pengen foto berdua di atas awan berdua katanya, biar kayak yang lain (sambil becanda)
Gw : hahahaha, trus kapan berangkat?gue kasih nonya si Dava aja ya...
A    : oke ntar sms in aja ya nonya atao inbox lewat FB, gue gak bawa HP, lagi rusak hp gue
Gw  : atau gini aja, lo besok pagi kerumahnya dava aja, butuh gear apa aja...
Gw  : yawdah ya, gue cabut dulu mau maen PS
A     : Yah, ketemu sulit banget udah maen ninggal aja...jarang jarang ketemu juga...
Gw  : hehehehehe.....


Sedikit obrolan gue ama dia soal Lawu. Dimana saat itu, dia yang penasaran banget, dia yang semangat banget, tanya-tanya soal trek Lawu, kuat apa nggak, dan ambisinya pengen ke puncak dan foto di atas awan, dan tanpa sadar itu jadi obrolan gue sama dia buat yang terakhir kalinya, sekaligus jadi pendakian pertama dan terakhir buat dia, Hikz... :(




Setelah Minggu 18 Oktober 2015, tersiar kabar berita tragedi itu, dan ternyata bener dia ama rombongannya termasuk 7 orang pendaki yang jadi korban kebakaran di gunung Lawu, gue sempet lemes, dan gak percaya, dava pun juga merasakan kegelisahan yang sama ama gue.



Akhirnya, berita semakin jelas, dan ternyata si "A" salah satu yang jadi korban, dan rombongannya.... Ya Allah,,, Inalillahi Wa Ina ilaihi Roji'un...

Mata gue berkaca-kaca, miris, dan sedih banget...


Entah itu murni kesalahan pendaki, atau siapapun yang jelas semua udah tergariskan oleh Allah SWT... tapi paling nggak dengan mengalahkan keegoisan kita di gunung, ambisi kita di gunung, dan selalu ingat aturan, tata krama dan adat setempat serta selalu ingat sama yang di atas dan menguasai pengetahuan tentang pendakian, Insya'Allah musibah sekecil apapun di gunung pasti bisa dihindari atau diminimalisir. Segala sesuatunya, diijinkannya kita mendaki sebuah puncak dan kembali ke rumah dengan selamat, adalah suatu rahasia yang di atas.






Selamat jalan teman, semoga amal ibadahmu diterima di sisi ALLah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran...

Tragedi, Luka yang mendalam ini semoga jadi pelajaran buat gue dan temen-temen lain bahwa puncak bukanlah segalanya, melainkan tujuan utama adalah pulang kembali ke rumah dengan selamat...

 

Gue inget betul kata-kata dari bapak pendaki gunung dunia :



 "Bukan Gunung yang kita taklukkan, tapi diri sendiri" Sir Edmun Hillary

 "Tidak ada gunung yang senilai jari tangan atau kaki. Rumahlah tempat kita kembali. Puncak hanyalah bonus" Alan Hinkes



Mulai dari sekarang kita harus sama sama sadar bahwa ada banyak sekali resiko disaat pendakian. Semakin banyak pendaki bukan semakin bersih gunung kita tetapi semakin rusak alam kita. Kebakaran, Sampah, dan masalah lain timbul karena para pendaki kurang sadar dengan lingkungan mereka.


Mari kita tunda dulu semua pendakian sampai musim Kemarau berakhir, biarkan gunung-gunung memulihkan kondisinya dan menghijau kembali...


Let’s enjoy our trip and make this earth smile. Save our Mount start at now.





Semoga tulisan ini, jadi pembelajaran buat gue dan kita semua....



Sekali lagi selamat jalan kawanku.....


Selamat Jalan Kawan :(







Cek : Video Wawancara korban selamat dan BASARNAS

Cek artikel lainnya : Traveler Minim Dana

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks ya udah mampir baca... share, like, dan komen juga boleh :)